Rabu, 18 Desember 2013

perhitungan dosis obat


BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Banyak lebel obat di pakai dalam soal-soal penghitungan dosis dengan maksud membentuk perawat untuk terbiasa daengan keterangan penting yang terdapat pada label.Keterangan ini kemudian dipakai untuk penghitungan dosis obat yang  benar.
Ada empat metode penghitungan dosis yang dijelaskan disini,dua metode umum dan dua metode lain yang dipakai untuk penghitungan dosis obat secara individual berdasarkan berat badan dan luas permukaan badan.
B.     Rumusan Masalah
1.      Metode Penghitungan Obat
2.      Penghitungan Dosis Oral,Termasuk Untuk Anak-anak
3.      Penghitungan Cairan IV
4.      Perhitungan Dosis Injeksi Termasuk Untuk Anak-anak
C.     Tujuan
1.      Menjelaskan Metode Penghitungan Obat
2.      Menjabarkan Penghitungan Dosis Oral,Termasuk Untuk Anak-anak
3.      Memaparkan Penghitungan Cairan IV
4.      Menjelaskan Perhitungan Dosis Injeksi Termasuk Untuk Anak-anak
D.    Pembatasan Masalah
Karena luasnya masalah yang berkaitan dengan penghitungan dosis,maka kami membatasi masalah hanya pada rusmusan masalah saja.

BAB II PEMBAHASAN

A.   Metode Penghitungan Obat
Dua metode umum untuk penghitungan dosis obat adalah rumus dasar dan rasio dan proporsi. Metode-metode ini akan dipakai dalam penghitungan dosis-dosis obat oral dan injeksi. Seorang perawat harus memilih salah satu metode untuk menghitung dosis obat dan memakainya secara konsisten.
1.      Interpretasi label obat oral dan injeksi
Perusahaan farmasi biasanya melabelkan nama dagang obat nya dengan huruf yang besar dan nama generiknya dalam huruf yang lebih kecil. Dosis per tablet, kapsul atau cair (untuk dosis oral dan injeksi) dicetak pada label. Dua contoh dari label obat diberikan dibawah ini, satu untuk obat oral dan yang kedua untuk obat injeksi.
Contoh I: obat oral






Dyrenium adalan nama dagang, triamterene adalah nama generik dan dosisnya adalah 50mg/kapsul.


       Contoh II: obat injeksi






Amikin adalah nama dagang,  amikasin sulfat adalah nama generik, dan dosisnya adalah 100mg/2 Ml.
2.      Rumus dasar
Rumus dasar mudah untuk diingat dan lebih sering dipakai dalam perhitungan dosis obat:
D:dosis obat yang diperintahka dokter
H:dosis obat pada label tempat obat
V:bentuk obat yang tersedia(tablet, kapsul, cair)
A: hasil perhitungan yang diberikan kepada psien.
3.      Rasio dan proporsio
Metode rasio dan proporsio adalah metode tertua yang kini dipakai dalam penghitungan dosis. Rumusnya adalah:               
  diketahui                         diinginkan
                        H         :           V         ::          D         :           X
                                                         Rerata
                                                         Ekstrim
                                                            X =

D   :dosis obat yang diperintahkan dokter
H   :dosis obat pada label tempat obat
V   :bentuk obat yang tersedia(tablet, kapsul, cair)
X   :jumlah yang harus dihitung dan diberikan ke pasien
::    :”sebagai” atau “sama dengan”
4.      Berat badan
Metode berat badan adalah penghitungan memberikan hasil yang individual dalam dosis obat dan terdiri dari tiga langkah:
a.       Konversi pounds menjadi kilogram jika perlu(lb:2,2)
b.      Tentukan dosis obat per berat badan dengan mengalikan:

Dosis obat X berat badan = dosis klien per hari.

c.       Ikuti rumus dasar atau metode rasio dan proporsi untuk mrnghitung dosis obat.

5.      Luas permukaan tubuh (LPT)
Metode LPT dianggap sebagai yang paling tepat dalam menghitung dosis obat untuk bayi, anak-anak, lansia, dan klien yang menggunakan agen antineoplastikatau mereka yang berat badannya rendah. Luas permukaan tubuh dalam meter persegi (m2), ditentukan oleh titik temu  (perpotongan)pada skala nomogram antara tinggi badan dan berat badan seseorang  untuk bayi dan anak-anak, untuk dewasa. Untuk menghitung dosis obat dengan metode LPT, kalikan dosis obat yang diminta dengan angka m2.

100 X 1,8 m2 (LPT) = 180 mg/ hari



B.   Penghitungan Dosis Oral, Termasuk Untuk Anak Anak
Obat oral tersedia dalam bentuk tablet, kapsul bubuk dan cair obat obatan oral diabrobsi melalui gastrointestinal terutama pada usus halus. Tablet mempunyai bentuk kekekuatan yang berbeda beda, kebanyakan tablet mempunyai alur, sehingga dapat mudah dibelah jika diperlukan hanya setengah tablet. Kapsul adalah pembungkus gelatin yang berisi bubuk atau time pellets.  Bentuk cair dapat berupa suspense, sirup, eliksir atau tinktura, obat oral (tablet, kapsul,cair) yang mengiritasi mukosa lambung harus diberikan dengan 5 – 8 oz cairan atau dimakan bersama makanan.
1.      Penghitungan tablet, kapsul dan cair
Ketika menghitung dosis oral,  pilihlah salah satu metode penghitungan rumus dasar dan rasio dan proporsi.
                                          Rumus dasar
                                    Rasio dan proporsio
                     H                        :           V         ::          D                     :           X
Ditangan                  bentuk      dosis yang di inginkan          tidak diketahui                                                  
                                                      Rerata
                                                    Ekstrim
                                                      x   =
CONTOH:
a.       Perintah : diltiazem (cardizem) 60 mg b.i.d.
Tersedia : diltiazem 30 mg/ tablet
 
  H                           :               V             ::             D             :               X
30 mg                   :          1 tab        ::          60 mg      :             x tab

                                                        30x = 60

             x = 2 tablet
 










Jawab: cardizem (diltaiazem) 60 mg = 2 tablet
2.      Berat badan dan luas permukaan tubuh
Dua metode individual ini sering dipakai untuk menhitung dosis obat anak anak, dalam pengggunaan metode berat badan, koversi berat badan dalam pound menjadi kilogram (kg) untuk mengkonversi, bagilah pound dengan 2,2 supaya sama dengan kilogram. Dalam penggunaan metode luas permukaan tubuh, diperlukan berat badan dan tinggi badan serta nomogram.
CONTOH :
Perintah : sikloposfamid ( cytoxan) 2 mg/ kg/hari. PO
Berat klien adalah 143 lb. berapa berat klien dalam kilogram? Berapa milligram(mg) yang harus diterima oleh klien?
Jawab:
143lb : 2,2 = 65 kg
2 mg X 65 = 130 mg cytoxan/hari

3.      Penghitungan obat anak
Dua metode yang dianggap aman dalam pemberian obat untuk anak anak adalah metode berdasarkan berat badan (kg) dan luas permukaan tubuh(m2).
a.       Dosis anak anak per berat badan
CONTOH:
Perintah: sefaklor (ceclor) 50 mg,q.i.d
Berat badan anak 15 lb atau 6,8 kg
Dosis obat anak 20-40mg/kg/hari dalam dosis terbagi tiga.
Tersedia sefaklor 125 mg/5mL
Apakah dosis yang diresepkan aman ?
JAWAB:
Parameter obat:           20 mg X 6,8 kg = 136 mg/hari                                                                                                            40 mg X 6,8 kg = 272 mg/hari
Perintah dosis:             50 mg X 4  = 200 mg/hari
 
  H                           :               V             ::             D             :               X
125 mg                :          5 mL         ::          50 mg     :             x mL


                                                        12x = 250                                                                                                                  x = 2 mL

 Sefaklor 50 mg = 2 mL. berikan 2 mL 4 kali sehari
Dosis berada dalam parameter keamanan                                                                  
1).
2).







b.      Dosis anak anak per luas permukaan tubuh
CONTOH:
Perintah: metotreksat ( mexate) 50 mg setiap minggu
Tinggi anak     : 54 inci.
Berat               : 90 lb ( 41 kg)
Dosis obat anak           : 25 – 75 mg/m2/minggu
Tinggi dan berat bada berpotongan pada 1,3 m2(lpt),
Apakah dosis yang diresepkan aman
JAWAB:
Kalikan lpt,1,3 m2 dengan dosis minimum dan maksimum
25 mg X 1,3 m2 = 32,5 mg
75 mg X 1,3 m2 = 97,5 mg
Dosis dinilai aman, berada didalam parameter berdasarkan permukaan tubuh anak.
c.       Dosis anak anak dari dosis dewasa
Untuk menghitung dosis anak anak dari dosis dewasa, tentukan tinggi dan berat badan anak dan dimana mereka berpotongan pada nomogram, maka didapatkan luas permukaan tubuh dalam n2. Rumus perhitungannya adalah sbb:
CONTOH:
Perintah : eritromisin ( E – mycin) 125 mg, PO, q.i.d.
Tinggi anak adalah 42 inci, beratnya adalah 60 lb
Tinggi badan dan berat badan anak berpotongan pada 0,9 n2
Dosis dewas adlah 1000 mg/ hari
Dosis dewasa : 520 mg : 4 kali sehari = 130 mg/dosis
Dosis berada dalam batas keamanan.








C.   Penghitungan Cairan Intravena
 Ada dua metode yang dipakai terap cairan intravena (IV) yang dipakai dalam pemberian cairan yang mengandung air, dekstrosa, vitamin,elektrolit dan obat obatan. Kini terdapat semakin banyak obat obat melalui rute intravena supaya dapat diabsorpsi langsung an bekerja cepat. Beberapa obat yang diberikan dengan dorongan IV (bolus) banyak obat yang diberikan intravena mengiritasi vena, sehingga obat obat ini diencerkan dalam cairan 50 – 100 mL. obat obat lain diberikan dalam jumlah cairan yang besar  dalam jangka waktu tertentu seperti dalam 4 – 8 jam. Ada dua metode yang dipakai dalam pemberian cairan dan obat obat intravena: infus IV kontinu dan infus IV intermiten. Pemberian IV konntinu dimaksudkan untuk mengganti kehilanggan cairan,menjaga keseimbangan cairan dan merupakan sarana pemberian obat. Pemberian IV intermiten terutama ditujukan untuk obat obat  IV.

1.      Pemberian intravena kontinu
a.       Perangkat intravena
Ada beberapa perangkat infus yang dipasarkan oleh abbott, cutter, Mc Gaw, dan travenol. Faktor tetesan,jumlah tetesan per mililiter biasanya tercetak pada pembungkus kemasan dari perangkat IV.  Perangkat yang memberikan tetesan yang besar per milliliter (10 – 20 tetes/mL) disebut sebagai perangkat makrodrip dan perangkat dengan tetesan yang kecil ( 60 tetes/ mL) disebut sebagai perangkat mikrodrip atau minidrip.
Perusahaan pembuat
Tetesan (tetes/mL)
 Perangkat makrodrip
Abbott
Cutter
McGaw
Travenol

15
20
15
10
Perangkat mikrodrip
Perangkat mindrip

60

Kadang kadang cairan intravena diberikan dengan laju yang rendah untuk menjaga supaya vena tetap terbuka ( KVO = keep a vein open), dengan kata lain to keep open (TKO). Alasan diberikannya pernitah KVO dapat berupa bahaya kecurigaan atau terjadinya keadaan darurat untuk pemberian cairan dan obat obatan dan keperluan untuk membuka jalan dalam memberikan obat obat IV pada waktu waktu tertentu untuk KVO, dapat dipergunakan perangkat mikrodrip ( 60 tetes/ mL) dan kantong IV 250 mL. KVO biasanya diatur sehingga dialirkan 10 mL/ jam.
b.      Menghitung laju aliran intravena
Dapat dipakai tiga macam metode untuk menghitung laju aliran IV (tetes/menit). Perawat harus memilih salah satu metode menghapalnya, dan secara konsisten menggunakannya dalam menghitung laju aliran IV.
Metode I: tiga langkah
1)     
2)     
3)      Mililiter per menit x tetes per mililiter dari perangkat IV = tetes/menit
Metode II: dua langkah
1)     
2)     

Jika mililiter per jam diketahui maka langsung kelangkah 2.
Metode III: satu langkah

c.       Mencampur obat obat untuk pemberian intravena kontinu
Obat obat seperti kalium klorida dan vitamin sering kali ditambahkan kedalam kantong larutan IV untuk infus kontinu. Obat obat harus ditambahkan kedalam kantong atau botol segera sebelum pemberian cairan intravena. Suntikkan obat kedalam penutup karet pada kantong atau botol IV dan rotasi kantong beberapa kali untuk memastikan bahwa obat tersebar merata kedalam larutan jangan tambahkan obat sewaktu infus berjalan kecuali jika kantong dirotasi larutan obat yang disuntikan kedalam larutan infus IV dalam posisi tegak akan mengkonsentrasikan obat pada bagian bawah dari kantong IV sehingga tidak tersebar dengan merata.
CONTOH:
Perintah: 100 mL dekstrosa 5 % dalam air ( D5W) dengan kalium klorida (KCL) 20 mEq dalam 8 jam tersedia 1000 mL dekstrosa 5 % dalam air.
Kalium klorida 40 mEq/ 20 mL ampul
Perangkat IV berlabel 10 tetes/menit
Penghitungan obat: mempergunakan rumus dasar dan metode rasio dan proporsio
  H                           :               V             ::             D             :               x
40 mEq               :          20 mL        ::          20 mEq   :             x mL


                                                        40x = 400                                                                                                                 

                                            x = 10 mL       KCl

 





Penghitungan laju aliran IV akan dijelaskan dengan menggunakan tiga metode seperti yang sudah diuraikan sebelumnya. Tetapi, sangat dianjurkan agar anda memilih salah satu metode untuk menentukan laju aliran IV.

Metode I
1)     
2)     
3)      2,1 x 10 = 21 tetes
Metode II
1)      1000 ÷ 8 = 125 mL/jam
2)     
Metode III

2.      Pemberian intravena intermiten
Beberapa obat IV diserap untuk diberikan tiga sampai enam kali sehari dalam volume cairan IV yang kecil ( 50 – 100 mL D5W atau salinnormal [NSS: natrium klorida 0,9%]). Larutan obat biasanya diinfuskan dalam waktu 15 menit sampai satu jam. Selang untuk obat obat IV yang terpisah,jalur sekunder, dimasukan kedalam port (penutup karet), dari konektor IV pada perangkat kontinu, jalur primer IV.  pemberian IV ini disebut sebagai terapi IV intermiten.
a.       Perangkat intravena sekunder tanpa pengendali
Dua perangkat IV yang tersedia untuk pemberian obat obat IV adalah (1) silinder berkalibrasi (chamber) dengan selang, seperti buretrol,volutrol, dan solusep. (2) perangkat sekunder, yang serupa dengan perangkat IV biasa kecuali selangnya lebih pendek. Perangka sekunder terutama depergunakan untuk menginfus volume kecil, 50,100,250 mL. chamber dari buretrol, volutrol dan solusep dapat diisi 150 mL larutan. Obat obatan disuntikan kedalam chamber kemudian dilautkan dengan larutan. Metode pemberian obat ini dikenal dengan nama IV Piggyback (IVPB).
Obat obat untuk infus IV diencerkan terlebih dahulu sebelum dilakukan infus.  Masing masing klinik sering kali mempunyai protokol tersendiri untuk pengenceran ini; ahli farmasi atau keterangan obat juga dapat merupakan narasumber untuk pedoman pemberian infus. Pedoman dan protokol ini membantu dan mencegah inkompatibilitas obat dan cairan. Jika menggunakan buretrol harus menggunakan larutan IV sebanyak 15 – 30 mL untuk membilas obat keluar dari jalur IV setelah pemberian selesai.
Jika ingin menghentikan infus cairan IV dan memulai terapi obat intermiten, maka dipasang adapter pada keteter atau jarum IV dimana selang IV dilepaskan. Adapter mempunyai Port (penutup) dimana jarum atau selang IV dapat ditusukan untuk meneruskan terapi obat. Penggunaan adapter membantu mobilitas klien karena tidak lagi mempunyai jalur IV yang “membuntuti” dan hemat biaya karena lebih sedikit menggunakan selang, larutan, dan perlengkapan IV.
Adapter mungkin hanya mempunyai selang yang pendek, yang disebut dengan kunci heparing kateter dan jarum IV dengan adapter harus dihindarkan dari bekuan darah dengan memberikan heparing dosis rendah setelah setiap kali obat diberikan. Dalam beberapa institusi ini dikenal sebagai prosedur SASH. SASH adalah singkatan dari.
S          :  solution ( saline ) flush ( 2 mL ) = pembilasan dengan larutan\
A         : atminister drug into rubber stopper = berikan obat kedalam penutup karet
S          : solution ( saline) Flush (2 mL)
H         : heparing 1 : 100 solution ( 1 mL)

b.      Pengatur intravena elektris
 Pengendali dan pompa adalah dua jenis dasar dari pengatur intravena elektris yang dipergunakan dalam rumah sakit dan beberapa pelayanan kesehatan masyarakat. Pengatur IV elektris dibuat sedemikian rupa sehingga laju pemberian larutan IV sesuai dengan yang diresepkan. Jika laju aliran terhambat, maka alram berbunyi.
Ada dua jenis kendali aliran untuk pengatur elektris, yaitu pengatur volumetrik dan non volumetrik. Pengatur volumetrik memberi volume cairan tertentu dengan laju tertentu, dalam mililiter per jam. Pengatur non volumetrik dibuat untuk memberikan infuse dalam jumlah tetesan tertentu dalam tetesan per menit. Untuk menentukan apakah mesin merupakan volumetrik atau non volumetrik, periksa apakah display panel dikalibrasi dalam mL/ jam atau tetes/menit.
c.       Analgesik yang dikendalikan pasien
Analgesik yang dikendalikan pasien ( PCA = patient – controle analgesia) adalah metode lain dari pemberian obat obat intravena. Tujuan dari PCA adalah untuk menghasilkan konsentrasi obat dalam serum yang merata, sehingga menghindari kadar puncak dan lembah obat. Metode ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan klien yang membutuhkan injeksi narkotik intramuscular yang legular sekurang kurangnya dalam waktu 24 – 48 jam.
Beberapa alasan penggunaan PCA adalah
1)      Kendali nyeri yang efektif tanpa disertai rasa yang mengantuk yang berlebih.
2)      Pengurangan yang cukup banay dari jumlah narkotik yang dipakai.
3)      Perasaan klien dalam hal lebih cepat mengendalikan rasa nyerinya.
Beberapa klien tidak boleh menggunakan PCA, termasuk mereka yang alergi terhadap analgesik yang diresepkan; mereka yang telah mneggunakan sedatip atau alkohol dalam jangka waktu lama; dan mereka yang dengan cedera kepala, penyakit pernapasan, riwayat penyalahgunaan atau kecanduan narkotik, atau dengan gangguan psikiatrik mayor.
Ada beberapa pilihan alam pemberian PCA. Pompa deprogram untuk menberikan obat yang diresepkan
1)      Atas kebutuhan klien
2)      Kontinu
3)      Kontinu dan ditambahkan dengan kebutuhan klien


d.      Menghitung laju aliran obat obat intravena
Obat intravena tergantung dari instruksi dosis obat, yang menunjukan jumlah larutan untuk pengenceran dan lamanya waktu memberikan infus. Perawat harus menghiitung dosis obat terlebih dahulu berdasrkan perintah dokter, kemudain baru menghitung laju aliran.

CONTOH:
1)      Perangkat sekunder : untuk mendapatkan beberapa tetes per menit dari obat obat IV pergunakan silinder yang dikalibrasi (buretol), kantong ( add – A-line ) 50 – 250 mL, atau pengatur non volimerik yang mana saja.
2)      Pengatur volimetrik. Untuk mendapatkan millimeter per jam

D.   Perhitungan Dosis Injeksi Termasuk Untuk Anak-Anak
Jika obat-obatan tidak diminum melalui mulut karena ketidakmampuan untuk menelan,menurunnya kesadaran,inaktivitas obat oleh cairan lambung  atau ada tujuan untuk meningkatkan efektivitas obat maka dapat dipilih rute parenteral.pengobatan parenteral  diberikan secara intrdermal (bawah kulit),subkutan (SK,ke dalam jaringan lemak),inramuskuler (IM,di dalam otot) dan intravena (IV,di dalam vena).obat-obat injeksi dalam bagian ini meliputi intradermal,subkutan (termasuk insulin dan heparin),dan intramuskular berasal dari bentuk cair yang telah tersedia dan bubuk yang direkonstitusi dalam vial dan ampul.


Bagian ini dibagi menjadi:
1.         Preparat injeksi
Tempat obat yang tepat ( vial atau ampul) dan pilihan yang benar dari jarum dan spuid adalah penting dalam mempersiapakan dosis obat yang diresepkan. Rute pemberian adalah bagian dari perintah pengobatan
a.       Vial dan Ampul
Vial biasanya berupa tempat obat kecil yang terbuat dari kaca dengan tutup karet yang terekat erat. Beberapa vial terisi obat dalam dosis multipel dan jika disimpan dengan baik dapat dipakai berkali kali.
Ampul adalah tempat obat terbuat dari gelas dengan leher yang melekuk ke dalam, dan merupakan tempat untuk membuka ampul dengan cara memecahkannya. Ampul biasanya digunakan hanya untuk sekali pakai.






Obat obat yang mudah rusak dalam bentuk cair dikemas dalam bentuk bubuk dama vial maupun ampul untuk penyimpanan. Sekali obat berbentuk kering ini direkrontruksi (biasanya dengan air steril, air bakteriostatik, atau air salim), obat segera dipakai atau haurs dimasukan kedalam lemari es, periksa keterangan obat yang dilampirkan untuk mengetahui lama penyimpanan obat tersebut atau instruksi lainnya. Orang yang merenkontruksi obat harus menuliskan label kapan obat tersebut harus dibuang dan juga mencantukkan inisial namanya. Biasanya sebuah vial harus dipakai dalam jangka waktu 96 jam sampai satu minggu.
Label label obat pada vial atau ampul memberikan keterangan sebagai berikut:
1)      Nama generik dan nama dagang obat
2)      Dosis obat dalam berat ( miligram, gram,miliekuivalen)
3)      Jumlahnya (mililiter)
4)      Tanggal kadaluarsa
5)      Petunjuk pemberian
6)      Instruksi pencampuran,jika obat berada dalam bentuk bubuk
b.      Spuit
Spuit terdiri dari silinder (barel, kerangka luar), penghisap (plunger,bagian dalam), dan ujung (tip) dimana jarum bertemu dengan spuit. Spuit tersedia dalam berbagai tipe dan ukuran, yang paling sering adalah yang berukuran 3 mL dan 5 mL, tuberkulin, insuin dan spuit logam dan plastik untuk catrige yang telah diisi. Spuit kaca dapat dipakai dalam kamar operasi dan pada baki instrumen kusus. Obat obat suntik harus dikemas dalam bentuk catrige yang telah diisi untuk spuit dengan merek Tubex, carpuject. Ujung spuit dan bagian dalam dari penghisap harus tetap dalam keadaan steril.


Spuit 3 mL dikalibrasi dalam sepersepuluh ( 0,1 mL) dan minim. Jumlah cairan dalam spuit ditentukan oleh pangkal karet hitam dari penghisap (bagian dalam dari penghidap). Yang paling dekat dengan ujung. Ingat bahwa mL dan cc dapat dipakai bergantian.

Spuit 5 mL dikalibrasi dalam petanda 0,2 mL. Spuit 5 mL biasanya dipakai jika cairan diperlukan lebih dari 2,5 mL. Seringkali dipakai untuk merekontitusi obat berbentuk kering dengan air bakteriostatik steril atau salin.

Spuit tuberkulin adalah tabung 1 mL yang ramping dengan petnada dalam sepersepuluh(0,1) dan seperseratus (0,01) tabung ini juga ditandai dengan minim tabung ini dipakai juka jumlah cairan yang akan dibrikan kurang dari 1 mL dan untuk anak anak seta dosis heparing.

Spuit insulin mempunyai kapasitas 1 ml tetapi insulin diukur dalam unit dan dosis insulin tidak boleh dihtung dalam mililiter. Spuit insulin dikalibrasi dengan petanda 2-U, dan 100 U, setara dengan 1 mL.
 









c.       Catridge dan spuit yang telah diisi obat
Banyak obat obat suntik yang dikemas dalam catridge yang telah diisi dan sekali pakai. Catridge sekali pakai ini ditempatkan dalam injektor tubex atau pemegang dari logam atau plastik yang dapat dipakai ulang. Biasanaya catridge yang telah diisi mempunyai kelebihan 0,1 – 0,2 mL larutan obat. Berdasarkan jumlah obat yang diberikan, kelebihan larutan harus dibuang sebelum pemberian.

d.      Jarum
Ukuran jarum terdiri dari dua komponen, ukuran logam ( gauge = diameter lumen) dan panjang. Semakin besar ukuran lubang, semakin kecil diameter lumen, dan semakin kecil ukuran lubang, semakin besar diameter lumen. Nomor ukuran lubang jarum yang sering dipakai adalah antara 18 sampi 26. Panjang jaurm berpariasi dari 3/8 – 2 inci. Tabel memberikan daftar ukuran lubang dan panjang jarum dalam pemakaian ijeksi subkutan dan interamuskular.
TIPE INJEKSI
UKURAN LUBANG JARUM
PANJANG JARUM ( inci)
Intradermal
Subkutan
intramuskular
25,26
23,25,26
19,20,21,22
3/8, ½ , 5/8
3/8, ½, 5/8
1,1 ½ , 2







Ketika memilih panjang jarum untuk injeksi intramuskular, ukuran klien dan banyaknya jaringan lemak harus dipertimbangkan. Seorang klien dengan jaringan lemak (subkutan) yang sedikit munkin memerlukan jarum 1 inci. Bagi klien yang obc panjang jarum untuk injeksi intramuskular berkisar antara 1,5 – 2 inci.
Spuit insulin dan cartidge yang telah diisi mempunyai jarum yang dipasang permanent, sedangkan pada spuit lain, jarum dapat diganti dengan jarum yang diinginkan. Ukuran lubang dan panjang jarum tertera pada kemasan spuit atau pada bagian atas spuit. Keterangan tertulis sebagai ukuran lubang/panjang, contohnya 20 g/1 ½ .
e.       Sudut injeksi
Untuk injeksi, jarum memasuki kulit dengan berbagai sudut. Injeksi intrdernal diberikan dengan sudut 10o– 15o , ijeksi subkutan dengan sudut 45o – 90o., dan injeksi intramuskular dengan sudut 90o.








2.      Interpretasi label obat injeksi
Obat obat unuk injeksi disimpan dalam bentuk cair atau bubuk didalam vial dan ampul. Jika obat berada dalam bentuk cair, maka dosis obat dan ekuivalensinya dalam mililiter dicetak pada label obat. Tetapi, obat obat dalam bentuk bubuk harus direkontetusi ( bentuk cair untuk pemakaian).  Biasanya instruksi untuk rekontitusi diberikan pada label obat dan keterangan obat.
CONTOH:
Staphcilin adalah nama dagang, metisilin adalah nama generik. Obat ini dipakai dalam pemberian IM dan IV. Instruksi pada label obat tetera demikian : “ untuk IM, tambahkan 6,8 ml air steril atau natrium clorida (saline); 1 g = 2 ml. “ volume pelarut (larutan) dan obat bubuk setara dengan 12 ml.
 





3.      Injeksi intradermal
injeksi intradermal biasa nya dipakai untuk uji kulit dalam mendiagnosis sebab alergi atau untuk menentukan adanya mikroorganisme.pilihan spuit untuk uji intradermal adalah spuit tuberkulin dengan lubang jarum berukuran 25
4.      Injeksi subkutan
Obat-obat yang di injeksi kedalam jaringan subkutan (lemak) diabsorpsi perlahan-lahan karena jaringan lemak mempunyai lebih sedikit pembuluh darah.jumlah larutan obat yang diberikan subkutan umum nya sebanyak 0,5-1 mL dengan sudut 45,60, ataw 90.larutan obat yang dapat mengiritasi jaringan lemak diberikan intramuskular karena dapat menyebabkan pengelupasan jaringan subkutan.

Penghitungan injeksi subkutan:
Untuk menghitung dosis injeksi subkutan di pakai rumus dasar D/h x V atau metode rasio dan proporsi.Heparin adalah obat yang sering diberikan subkutan.heparin dapat diberikan dengan sudut 60-90 tergantung dari banyaknya jaringan lemak.kulit diangkat ,dan larutan heparin di injeksikan kedalam jaringan subkutan.Jangan lakukan aspirasi dan jangan menggosok tempat suntikan, karena gosokan dapat mengakibatkan kerusakan pembuluh-pembuluh darah haalus dan perdarahan.

CONTOH
Perintah: heparin 2500 U, SK
Tersedia:heparin 10.000 u/mL dalam vial dengan dosis multipel (10mL)
Rumus dasar: D/H x V = 2500 U/10000 U x 1 mL=25/100=0,25 mL
Metode rasio dan proporsi
  H           :           V          ::            D            :             x
10.000 U:         1 mL      ::           2500 U   :            x Ml
   10,000x=2500
                                X=25/100 = 0,25 mL
Jawab heparin 2500 U = 0,25 mL.

Contoh:
Perintah:heparin 4000 U, SK
Tersedia:
Gambar.
Jawab :
a.    D/H x V = 4000/10.000 x 1 = 4/10 = 0,4 mL
b.        H          :             V            ::         D         :         x
  10.000 U  :           1 mL       ::         4000   :        x mL
                                    10.000x = 4000
                                               X =4000/10.000 = 0,4 mL
5.      Injeksi insulin
Pemberian obat-obatan membutuhkan perhatian yang inci dan demikian pula halnya dengan insulin.insulin diminta dalam unit.contoh nya,jika dosis insulin yang diresepkan adalah 50 U,maka ambil 50U dari seebuah botol insulin 100 U dengan menggunakan spuit insulin yang dikalibrasi 100-U.insulin diberikan subkutan dengan sudut 450,60o,900 drajat kedalam jaringan subkutan.

Contoh soal:
Perintah:insulin lente 30 U , SK
Tersedia:insulin lente 100 U/mL dan spuit insulin 100 U/mL
(jwb nya blom 109)



6.      Injeksi intramuskular
Obat mempunyai lebih banyak pembuluh darah daripada jaringan lemak,sehingga obat-obatan yang diberikan dengan injeksi intramuskular (IM) akan lebih cepat diabsorpsi daripada injeksi subkutan.volume larutan untuk injeksi IM adalah 0,5-3,0 mL  dengan rata-rata 1-2 mL.volume larutan obat yang lebih dari pada 3 mL menyebabkan perpindahan jaringan otot yang berlebih banyak dan kemungkinan terjadikerusakan jaringan.kadang-kadang 5 mL dari obat tertentu,seperti magnesium sulfat,dapat disuntikkan ke dalam otot yang besar,seperti dorsogluteal.dosis yang lebih besar dari pada 3 mL biasa nya dibagi dan diberikan pada dua tempat yang berbeda.
        Ukuran lubang jarum untuk injeksi intramuskular cairan yang kental adalah 19 dan 20,dan untuk jaringan yang encer adalah 20 dan 21.injeksi intramuskular diberikan dengan sudut  90  derajat.panjang jarum tergantung dari banyaknya jaringan adiposa (lemak) dan jaringan otot;rata-rata dari panjang jarum adalah 1,5 inci.
a.       Larutan obat untuk injeksi
larutan obat yang telah di campur sebelumnya oleh perusahan farmasi disimpan dalam vial dan ampul untuk siap di pakai.Label obat pada tempat obat memberikan keterangan mengenai dosis obat berdasarkan beratnya  dan ekuivalensianya dalam milliliter.                                                                 
    Contoh:
Perintah :gentamisin (Garamycin) 50mg ,IM
Tersedia:gentamisin 80 mg/2Ml dalam sebuah vial.
1)                                        D/H X V =50/80X 2 100/80=1,25mL
H      :            V                   ::      D                          :                  X
2)         80mg     :            2ml               ::     50mg                    :                  X
                  
                                                        80X =100                                 
                                                             X=100/80=1,25mL

b.      Rekonstitusi Obat Bubuk
           Obat-obat tertentu akan hilang potensinya jika berada dalam bentuk cair ,oleh karena itu pabrik obat mengkemas obat-obat tersebut dalam bentuk bubuk .Obat-obat ini direkonstitusi dengan mengunakan pelarut (air bakteriostatik atau salin)sebelum di berikan.Label obat atau keterangan instruksional (pamflet  yang menyertai nya )sering kali  memberkan tipe dan jumlah pelarut yang di gunakan.jika tipe dan jenis pelarut tidak tertera pada label atau pada keterangan instruksional ,hubungi ahli farmasi.
            Biasanya  pabrik  obat menentukan jumlah pelarut untuk mencampur bubuk obat untuk mencapai 1-2 ml/dosis .Obat bubuk membutuhkan tempat ;oleh sebab itu volume larutan obat akan bertambah . Sekali obat bubuk telah direkonstiusi, larutan obat yang tidak digunakan harus diberi tanggal ,dan tuliskan inisial pada label obat .Larutan obat yang tidak digunakan dalam vial disimpan dalam lemari es dan dapat dipakai dalam waktu 48 jam sampai 1 minggu tergantung dari rekomendasi pabrik obat .Larutan obat yang tidak dipakai dalam ampul harus dibuang.
Contoh :
Selesaikan masalah ini dengan menggunakan keterangan pada label obat.     
Perintah :penisilin akueus  250.000 U,IM,q4h.
Tersedia : penisilin  akueus 5.000.000 U (5 juta unit)
 Obat dalam bentuk bubuk didalam vial.Label obat menyatakan :
Pelarut yang ditambahkan
(mL)                                      UNIT /mL
18                                          250.000
8                                             500.000
3                                           1.000.000
Tambahan 18 ml pelarut . Bubuk obat setara dengan 2 ml.Setiap 250.000 U setara dengan 1 ml .Dalam menyelesaikan masalah ini,tambahkan 18ml dan 2ml (bubuk obat)=20ml.
c.       Pencampuran obat-obat injeksi
Obat-obat yang dicampur dalam spuit yang sama harus kompatibel untuk mencegah pengendapan.untuk menentukan kompatibilitas obat,periksa buku referensi obat atau dengan ahli farmasi.jika ragu-ragu mengenai kompatibilitas,jangan campur obat-obat tersebut.
    Tiga metode yang dipakai dalam percampuran obat adalah :
1)      Pencampuran dua macam obat dalam spuit yang sama dari dua vial
2)      Pencampuran dua obat macam dalam spuit yang sama dari satu vial dan satu ampul,dan
3)      Pencampuran dua macam obat dalam cartridge yang telah diisi dari sebuah vial.
Metode 1:pencampuran dua macam obat dalam spuit yang sama dari dua vial
1.      Ambil udara ke dalam spuit sejumlah larutan yang akan diambil dari vial yang pertama,dan suntikan udara ke dalam udara kedalam vial yang pertama.jangan biarkan jarum mengalami kontak dengan larutan.keluarkan jarum.
2.      Ambil udara kedalam spuit sejumlah larutan yang akan diambil dari vial yang kedua.tunggingkan (balikkan ) vial kedua dan suntikan udara.ambil jumlah larutan yang diinginkan dari vial yang kedua.
3.      Ganti jarum,kecuali jika anda akan menghabiskan seluruh isi dari vial yang pertama.
4.      Balikkan vial yang pertama,dan ambil larutan dalam jumlah yang diingikan.


Metode 2: pencampuran dua macam obat dalam spuit yang sama dari satu vial dan satu ampul.
1)      Suntikan udara kedalam vial
2)      Ambil larutan dalam jumlah yang diinginkan dari dalam vial
3)      Ambil larutan dalam jumlah yang diinginkan dari dalam ampul.

Metode 3 :pencampuran dua macam obat dalam sebuah cartridge yang telah diisi dari sebuah vial
1)   Periksa dosis obat dn jumlah lautan dalam cartridge yang telah diisi.jika dosis yang diinginkan telah lebih sedikit , buang kelebihan lautan.
2)   Masuakn udara kedalam cartridge sesuai dengan jumlah larutan yang akan diambil dari larutan yang akan diambil dari vial.balikkan vial dan suntikan udara.
3)   Ambil larutan dalam jumlah yang diinginkan dari vial.pastiakn bahwa jarum tetap erada dalam cairan dan jangan ambil larutan lebih dari yang diperlukan.
                                                                        
7.      Penghitungan injeksi untuk anak-anak
 Ketiga metode yang dipakai dalam perhitungan dosis oral untuk anak-anak juga dipakai dalam perhitungan dosis obat injeksi.Metode-metodenya adalah penghitugan berdasarkan berat badan,luas permukaan tubuh dan dosis dewasa.
CONTOH SOAL:
Perintah:prometazin (phenergan) 20 mg,IM,setiap 6 jam.
Berat badan :45 kg
Tersedia:phenergan 25 mg/mL
Apakah dosis berada dalam parameter keamanan?
Jawab:parameter phenergan: 0,25/kg/dosis x 45 kg = 11,25 mg/dosis
                                                       0,50/kg/dosis x 45 kg =22,5 mg/dosis

CONTOH : Pencampuran Obat-Obat Dalam Spuit Yang Sama
Perintah:meperidin (Demel) 25 mg dan atropin sulfat 0,4 IM.
Tersedia :meperidin dalam cartridge Tubeg berlabel 50mg/mL.
Atropin sulfat dalam vial multidosis berlabel 0,4 mg/ml.
Berapa mililiter dari setiap obat akan anda berikan dan bagaimana mencampur nya?
 a.   Dosis meperidin
     a. D/H  X  V =25/50 X  1 =25/50=0,5ml
     b.     H       :                 V                 ::                   D                :                          X
             50mg :              1ml               ::                   25mg         :                        xml
                                                     50X= 25
                                                          X=1/2=0.5ml
b.      Dosis atropin
Label menunjukkan 0,4mg=1ml
Jawab:Berikan meperidin 0,5ml dan atropin 1 ml.
PROSEDUR. Campur ke dua obat dalam cartridge dengan satu obat dari sebuah vial dan obat yang lain dalam cartridge yang telah diisi.
1)      Periksa dosis dan volume obat dalam cerita cartridge yang telah diisi.
2)      Buang 0,5 ml dan setiap kelebihan larutan obat (meperidin)dari cartridge (0,5 ml tetap berada didalam cartridge ).
3)      Ambil 1ml udara kedalam cartridge,dan suntikan udara ke dalam vial yang berisi atropin.
4)      Ambil 1ml atropin dari vial ke dalam larutan meperidin di dalam cartridge.

BAB  III PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dua metode umum untuk penghitungan dosis obat adalah rumus dasar dan rasio dan proporsi.metode-metode ini akan di pakai dalam penghitungan dosis obat oral dan yang disuntikan.
                    Secara garis besar rumus untuk menghitung dosis obat adalah:
 
D:dosis obat yang diperintahka dokter
H:dosis obat pada label tempat obat
V:bentuk obat yang tersedia(tablet, kapsul, cair)
A: hasil perhitungan yang diberikan kepada pasien.

B.     Saran
Jika pembaca ingin mengetahui lebih lanjut tentang penghitungan dosis oabt, pembaca  disarankan untuk membuka halaman daftar pustaka.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar