BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Banyak lebel obat di
pakai dalam soal-soal penghitungan dosis dengan maksud membentuk perawat untuk
terbiasa daengan keterangan penting yang terdapat pada label.Keterangan ini
kemudian dipakai untuk penghitungan dosis obat yang benar.
Ada empat metode
penghitungan dosis yang dijelaskan disini,dua metode umum dan dua metode lain
yang dipakai untuk penghitungan dosis obat secara individual berdasarkan berat
badan dan luas permukaan badan.
B.
Rumusan Masalah
1.
Metode Penghitungan
Obat
2.
Penghitungan
Dosis Oral,Termasuk Untuk Anak-anak
3.
Penghitungan
Cairan IV
4.
Perhitungan
Dosis Injeksi Termasuk Untuk Anak-anak
C.
Tujuan
1.
Menjelaskan
Metode Penghitungan Obat
2.
Menjabarkan
Penghitungan Dosis Oral,Termasuk Untuk Anak-anak
3.
Memaparkan
Penghitungan Cairan IV
4.
Menjelaskan
Perhitungan Dosis Injeksi Termasuk Untuk Anak-anak
D.
Pembatasan Masalah
Karena luasnya masalah
yang berkaitan dengan penghitungan dosis,maka kami membatasi masalah hanya pada
rusmusan masalah saja.
BAB II PEMBAHASAN
A.
Metode Penghitungan
Obat
Dua metode umum untuk penghitungan dosis
obat adalah rumus dasar dan rasio dan proporsi. Metode-metode ini akan dipakai
dalam penghitungan dosis-dosis obat oral dan injeksi. Seorang perawat harus
memilih salah satu metode untuk menghitung dosis obat dan memakainya secara
konsisten.
1. Interpretasi
label obat oral dan injeksi
Perusahaan farmasi biasanya melabelkan
nama dagang obat nya dengan huruf yang besar dan nama generiknya dalam huruf
yang lebih kecil. Dosis per tablet, kapsul atau cair (untuk dosis oral dan
injeksi) dicetak pada label. Dua contoh dari label obat diberikan dibawah ini,
satu untuk obat oral dan yang kedua untuk obat injeksi.
Dyrenium
adalan nama dagang, triamterene adalah nama generik dan dosisnya adalah
50mg/kapsul.
Amikin
adalah nama dagang, amikasin sulfat
adalah nama generik, dan dosisnya adalah 100mg/2 Ml.
2. Rumus
dasar
Rumus
dasar mudah untuk diingat dan lebih sering dipakai dalam perhitungan dosis
obat:
D:dosis obat yang
diperintahka dokter
H:dosis
obat pada label tempat obat
V:bentuk
obat yang tersedia(tablet, kapsul, cair)
A:
hasil perhitungan yang diberikan kepada psien.
3. Rasio
dan proporsio
Metode
rasio dan proporsio adalah metode tertua yang kini dipakai dalam penghitungan
dosis. Rumusnya adalah:
diketahui diinginkan
Rerata
Ekstrim
X =
D :dosis obat yang diperintahkan dokter
H :dosis obat pada label tempat obat
V :bentuk obat yang tersedia(tablet, kapsul,
cair)
X :jumlah yang harus dihitung dan diberikan ke
pasien
:: :”sebagai” atau “sama dengan”
4. Berat
badan
Metode
berat badan adalah penghitungan memberikan hasil yang individual dalam dosis
obat dan terdiri dari tiga langkah:
a. Konversi
pounds menjadi kilogram jika perlu(lb:2,2)
b. Tentukan
dosis obat per berat badan dengan mengalikan:
Dosis
obat X berat badan = dosis klien per hari.
c. Ikuti
rumus dasar atau metode rasio dan proporsi untuk mrnghitung dosis obat.
5. Luas
permukaan tubuh (LPT)
Metode LPT dianggap
sebagai yang paling tepat dalam menghitung dosis obat untuk bayi, anak-anak,
lansia, dan klien yang menggunakan agen antineoplastikatau mereka yang berat
badannya rendah. Luas permukaan tubuh dalam meter persegi (m2),
ditentukan oleh titik temu
(perpotongan)pada skala nomogram antara tinggi badan dan berat badan
seseorang untuk bayi dan anak-anak, untuk
dewasa. Untuk menghitung dosis obat dengan metode LPT, kalikan dosis obat yang
diminta dengan angka m2.
100
X 1,8 m2 (LPT) = 180 mg/ hari
B. Penghitungan Dosis Oral, Termasuk Untuk Anak Anak
Obat
oral tersedia dalam bentuk tablet, kapsul bubuk dan cair obat obatan oral
diabrobsi melalui gastrointestinal terutama pada usus halus. Tablet mempunyai
bentuk kekekuatan yang berbeda beda, kebanyakan tablet mempunyai alur, sehingga
dapat mudah dibelah jika diperlukan hanya setengah tablet. Kapsul adalah
pembungkus gelatin yang berisi bubuk atau time pellets. Bentuk cair dapat berupa suspense, sirup, eliksir
atau tinktura, obat oral (tablet, kapsul,cair) yang mengiritasi mukosa lambung
harus diberikan dengan 5 – 8 oz cairan atau dimakan bersama makanan.
1. Penghitungan
tablet, kapsul dan cair
Ketika menghitung dosis
oral, pilihlah salah satu metode
penghitungan rumus dasar dan rasio dan proporsi.
Rumus
dasar
Rasio dan proporsio
H : V :: D :
X
Rerata
Ekstrim
x =
CONTOH:
a. Perintah
: diltiazem (cardizem) 60 mg b.i.d.
Tersedia : diltiazem 30 mg/ tablet
H : V :: D
: X
30 mg
: 1 tab :: 60 mg : x tab
30x = 60
x = 2
tablet
|
Jawab:
cardizem (diltaiazem) 60 mg = 2 tablet
2. Berat
badan dan luas permukaan tubuh
Dua metode individual ini sering dipakai
untuk menhitung dosis obat anak anak, dalam pengggunaan metode berat badan,
koversi berat badan dalam pound menjadi kilogram (kg) untuk mengkonversi,
bagilah pound dengan 2,2 supaya sama dengan kilogram. Dalam penggunaan metode
luas permukaan tubuh, diperlukan berat badan dan tinggi badan serta nomogram.
CONTOH
:
Perintah
: sikloposfamid ( cytoxan) 2 mg/ kg/hari. PO
Berat
klien adalah 143 lb. berapa berat klien dalam kilogram? Berapa milligram(mg)
yang harus diterima oleh klien?
Jawab:
143lb
: 2,2 = 65 kg
2
mg X 65 = 130 mg cytoxan/hari
3. Penghitungan
obat anak
Dua metode yang dianggap aman dalam
pemberian obat untuk anak anak adalah metode berdasarkan berat badan (kg) dan
luas permukaan tubuh(m2).
a. Dosis
anak anak per berat badan
CONTOH:
Perintah:
sefaklor (ceclor) 50 mg,q.i.d
Berat
badan anak 15 lb atau 6,8 kg
Dosis
obat anak 20-40mg/kg/hari dalam dosis terbagi tiga.
Tersedia
sefaklor 125 mg/5mL
Apakah
dosis yang diresepkan aman ?
JAWAB:
Parameter
obat: 20 mg X 6,8 kg = 136
mg/hari 40 mg X 6,8
kg = 272 mg/hari
Perintah
dosis: 50 mg X 4 = 200 mg/hari
H : V :: D
: X
125 mg : 5 mL :: 50 mg : x mL
12x = 250 x = 2 mL
Sefaklor 50 mg = 2 mL. berikan 2 mL 4 kali
sehari
|
1).
2).
b. Dosis
anak anak per luas permukaan tubuh
CONTOH:
Perintah: metotreksat (
mexate) 50 mg setiap minggu
Tinggi
anak : 54 inci.
Berat : 90 lb ( 41 kg)
Dosis
obat anak : 25 – 75 mg/m2/minggu
Tinggi
dan berat bada berpotongan pada 1,3 m2(lpt),
Apakah
dosis yang diresepkan aman
JAWAB:
Kalikan
lpt,1,3 m2 dengan dosis minimum dan maksimum
25
mg X 1,3 m2 = 32,5 mg
75
mg X 1,3 m2 = 97,5 mg
Dosis dinilai aman,
berada didalam parameter berdasarkan permukaan tubuh anak.
c. Dosis
anak anak dari dosis dewasa
Untuk menghitung dosis anak anak dari
dosis dewasa, tentukan tinggi dan berat badan anak dan dimana mereka berpotongan
pada nomogram, maka didapatkan luas permukaan tubuh dalam n2. Rumus
perhitungannya adalah sbb:
CONTOH:
Perintah
: eritromisin ( E – mycin) 125 mg, PO, q.i.d.
Tinggi
anak adalah 42 inci, beratnya adalah 60 lb
Tinggi
badan dan berat badan anak berpotongan pada 0,9 n2
Dosis
dewas adlah 1000 mg/ hari
Dosis
dewasa : 520 mg : 4 kali sehari = 130 mg/dosis
Dosis
berada dalam batas keamanan.
C.
Penghitungan Cairan
Intravena
Ada dua metode yang dipakai terap cairan
intravena (IV) yang dipakai dalam pemberian cairan yang mengandung air,
dekstrosa, vitamin,elektrolit dan obat obatan. Kini terdapat semakin banyak
obat obat melalui rute intravena supaya dapat diabsorpsi langsung an bekerja
cepat. Beberapa obat yang diberikan dengan dorongan IV (bolus) banyak obat yang
diberikan intravena mengiritasi vena, sehingga obat obat ini diencerkan dalam
cairan 50 – 100 mL. obat obat lain diberikan dalam jumlah cairan yang
besar dalam jangka waktu tertentu
seperti dalam 4 – 8 jam. Ada dua metode yang dipakai dalam pemberian cairan dan
obat obat intravena: infus IV kontinu dan infus IV intermiten. Pemberian IV
konntinu dimaksudkan untuk mengganti kehilanggan cairan,menjaga keseimbangan
cairan dan merupakan sarana pemberian obat. Pemberian IV intermiten terutama
ditujukan untuk obat obat IV.
1. Pemberian
intravena kontinu
a. Perangkat
intravena
Ada beberapa perangkat infus yang
dipasarkan oleh abbott, cutter, Mc Gaw, dan travenol. Faktor tetesan,jumlah
tetesan per mililiter biasanya tercetak pada pembungkus kemasan dari perangkat
IV. Perangkat yang memberikan tetesan
yang besar per milliliter (10 – 20 tetes/mL) disebut sebagai perangkat
makrodrip dan perangkat dengan tetesan yang kecil ( 60 tetes/ mL) disebut sebagai
perangkat mikrodrip atau minidrip.
Perusahaan
pembuat
|
Tetesan
(tetes/mL)
|
Perangkat makrodrip
Abbott
Cutter
McGaw
Travenol
|
15
20
15
10
|
Perangkat mikrodrip
Perangkat
mindrip
|
60
|
Kadang kadang cairan intravena diberikan
dengan laju yang rendah untuk menjaga supaya vena tetap terbuka ( KVO = keep a
vein open), dengan kata lain to keep open (TKO). Alasan diberikannya pernitah
KVO dapat berupa bahaya kecurigaan atau terjadinya keadaan darurat untuk
pemberian cairan dan obat obatan dan keperluan untuk membuka jalan dalam
memberikan obat obat IV pada waktu waktu tertentu untuk KVO, dapat dipergunakan
perangkat mikrodrip ( 60 tetes/ mL) dan kantong IV 250 mL. KVO biasanya diatur
sehingga dialirkan 10 mL/ jam.
b. Menghitung
laju aliran intravena
Dapat dipakai tiga macam metode untuk
menghitung laju aliran IV (tetes/menit). Perawat harus memilih salah satu
metode menghapalnya, dan secara konsisten menggunakannya dalam menghitung laju
aliran IV.
Metode
I: tiga langkah
1)
2)
3)
Mililiter per menit x tetes per mililiter
dari perangkat IV = tetes/menit
Metode
II: dua langkah
1)
2)
Jika mililiter per jam
diketahui maka langsung kelangkah 2.
Metode
III: satu langkah
c. Mencampur
obat obat untuk pemberian intravena kontinu
Obat obat seperti kalium klorida dan
vitamin sering kali ditambahkan kedalam kantong larutan IV untuk infus kontinu.
Obat obat harus ditambahkan kedalam kantong atau botol segera sebelum pemberian
cairan intravena. Suntikkan obat kedalam penutup karet pada kantong atau botol
IV dan rotasi kantong beberapa kali untuk memastikan bahwa obat tersebar merata
kedalam larutan jangan tambahkan obat sewaktu infus berjalan kecuali jika
kantong dirotasi larutan obat yang disuntikan kedalam larutan infus IV dalam
posisi tegak akan mengkonsentrasikan obat pada bagian bawah dari kantong IV
sehingga tidak tersebar dengan merata.
CONTOH:
Perintah:
100 mL dekstrosa 5 % dalam air ( D5W) dengan kalium klorida (KCL) 20
mEq dalam 8 jam tersedia 1000 mL dekstrosa 5 % dalam air.
Kalium
klorida 40 mEq/ 20 mL ampul
Perangkat
IV berlabel 10 tetes/menit
Penghitungan
obat: mempergunakan rumus dasar dan metode rasio dan proporsio
H : V :: D
: x
40 mEq : 20 mL :: 20 mEq : x mL
40x = 400
x = 10 mL KCl
|
Penghitungan laju aliran IV akan
dijelaskan dengan menggunakan tiga metode seperti yang sudah diuraikan
sebelumnya. Tetapi, sangat dianjurkan agar anda memilih salah satu metode untuk
menentukan laju aliran IV.
Metode
I
1)
2)
3) 2,1
x 10 = 21 tetes
Metode
II
1) 1000
÷ 8 = 125 mL/jam
2)
Metode
III
2. Pemberian
intravena intermiten
Beberapa obat IV diserap untuk diberikan
tiga sampai enam kali sehari dalam volume cairan IV yang kecil ( 50 – 100 mL D5W
atau salinnormal [NSS: natrium klorida 0,9%]). Larutan obat biasanya diinfuskan
dalam waktu 15 menit sampai satu jam. Selang untuk obat obat IV yang
terpisah,jalur sekunder, dimasukan kedalam port (penutup karet), dari konektor
IV pada perangkat kontinu, jalur primer IV.
pemberian IV ini disebut sebagai terapi IV intermiten.
a. Perangkat
intravena sekunder tanpa pengendali
Dua perangkat IV yang tersedia untuk
pemberian obat obat IV adalah (1) silinder berkalibrasi (chamber) dengan
selang, seperti buretrol,volutrol, dan solusep. (2) perangkat sekunder, yang
serupa dengan perangkat IV biasa kecuali selangnya lebih pendek. Perangka
sekunder terutama depergunakan untuk menginfus volume kecil, 50,100,250 mL.
chamber dari buretrol, volutrol dan solusep dapat diisi 150 mL larutan. Obat
obatan disuntikan kedalam chamber kemudian dilautkan dengan larutan. Metode pemberian
obat ini dikenal dengan nama IV Piggyback (IVPB).
Obat obat untuk infus IV diencerkan
terlebih dahulu sebelum dilakukan infus. Masing masing klinik sering kali mempunyai protokol
tersendiri untuk pengenceran ini; ahli farmasi atau keterangan obat juga dapat
merupakan narasumber untuk pedoman pemberian infus. Pedoman dan protokol ini
membantu dan mencegah inkompatibilitas obat dan cairan. Jika menggunakan
buretrol harus menggunakan larutan IV sebanyak 15 – 30 mL untuk membilas obat
keluar dari jalur IV setelah pemberian selesai.
Jika ingin menghentikan infus cairan IV
dan memulai terapi obat intermiten, maka dipasang adapter pada keteter atau
jarum IV dimana selang IV dilepaskan. Adapter mempunyai Port (penutup) dimana
jarum atau selang IV dapat ditusukan untuk meneruskan terapi obat. Penggunaan
adapter membantu mobilitas klien karena tidak lagi mempunyai jalur IV yang
“membuntuti” dan hemat biaya karena lebih sedikit menggunakan selang, larutan,
dan perlengkapan IV.
Adapter mungkin hanya mempunyai selang
yang pendek, yang disebut dengan kunci heparing kateter dan jarum IV dengan
adapter harus dihindarkan dari bekuan darah dengan memberikan heparing dosis
rendah setelah setiap kali obat diberikan. Dalam beberapa institusi ini dikenal
sebagai prosedur SASH. SASH adalah singkatan dari.
S :
solution ( saline ) flush ( 2 mL ) = pembilasan dengan larutan\
A : atminister drug into rubber stopper =
berikan obat kedalam penutup karet
S : solution ( saline) Flush (2 mL)
H : heparing 1 : 100 solution ( 1 mL)
b. Pengatur
intravena elektris
Pengendali dan pompa adalah dua jenis dasar
dari pengatur intravena elektris yang dipergunakan dalam rumah sakit dan
beberapa pelayanan kesehatan masyarakat. Pengatur IV elektris dibuat sedemikian
rupa sehingga laju pemberian larutan IV sesuai dengan yang diresepkan. Jika laju
aliran terhambat, maka alram berbunyi.
Ada dua jenis kendali aliran untuk
pengatur elektris, yaitu pengatur volumetrik dan non volumetrik. Pengatur volumetrik
memberi volume cairan tertentu dengan laju tertentu, dalam mililiter per jam.
Pengatur non volumetrik dibuat untuk memberikan infuse dalam jumlah tetesan
tertentu dalam tetesan per menit. Untuk menentukan apakah mesin merupakan volumetrik
atau non volumetrik, periksa apakah display panel dikalibrasi dalam mL/ jam
atau tetes/menit.
c. Analgesik
yang dikendalikan pasien
Analgesik yang dikendalikan pasien ( PCA
= patient – controle analgesia) adalah metode lain dari pemberian obat obat
intravena. Tujuan dari PCA adalah untuk menghasilkan konsentrasi obat dalam
serum yang merata, sehingga menghindari kadar puncak dan lembah obat. Metode
ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan klien yang membutuhkan injeksi narkotik
intramuscular yang legular sekurang kurangnya dalam waktu 24 – 48 jam.
Beberapa alasan penggunaan PCA adalah
1) Kendali
nyeri yang efektif tanpa disertai rasa yang mengantuk yang berlebih.
2) Pengurangan
yang cukup banay dari jumlah narkotik yang dipakai.
3) Perasaan
klien dalam hal lebih cepat mengendalikan rasa nyerinya.
Beberapa klien tidak boleh menggunakan
PCA, termasuk mereka yang alergi terhadap analgesik yang diresepkan; mereka
yang telah mneggunakan sedatip atau alkohol dalam jangka waktu lama; dan mereka
yang dengan cedera kepala, penyakit pernapasan, riwayat penyalahgunaan atau
kecanduan narkotik, atau dengan gangguan psikiatrik mayor.
Ada beberapa pilihan alam pemberian PCA.
Pompa deprogram untuk menberikan obat yang diresepkan
1) Atas
kebutuhan klien
2) Kontinu
3) Kontinu
dan ditambahkan dengan kebutuhan klien
d. Menghitung
laju aliran obat obat intravena
Obat intravena tergantung dari instruksi
dosis obat, yang menunjukan jumlah larutan untuk pengenceran dan lamanya waktu
memberikan infus. Perawat harus menghiitung dosis obat terlebih dahulu
berdasrkan perintah dokter, kemudain baru menghitung laju aliran.
CONTOH:
1) Perangkat
sekunder : untuk mendapatkan beberapa tetes per menit dari obat obat IV
pergunakan silinder yang dikalibrasi (buretol), kantong ( add – A-line ) 50 –
250 mL, atau pengatur non volimerik yang mana saja.
2) Pengatur
volimetrik. Untuk mendapatkan millimeter per jam
D.
Perhitungan
Dosis Injeksi Termasuk Untuk Anak-Anak
Jika obat-obatan tidak diminum melalui
mulut karena ketidakmampuan untuk menelan,menurunnya kesadaran,inaktivitas obat
oleh cairan lambung atau ada tujuan
untuk meningkatkan efektivitas obat maka dapat dipilih rute
parenteral.pengobatan parenteral
diberikan secara intrdermal (bawah kulit),subkutan (SK,ke dalam jaringan
lemak),inramuskuler (IM,di dalam otot) dan intravena (IV,di dalam vena).obat-obat
injeksi dalam bagian ini meliputi intradermal,subkutan (termasuk insulin dan
heparin),dan intramuskular berasal dari bentuk cair yang telah tersedia dan
bubuk yang direkonstitusi dalam vial dan ampul.
Bagian
ini dibagi menjadi:
1.
Preparat
injeksi
Tempat obat yang tepat ( vial atau ampul) dan pilihan
yang benar dari jarum dan spuid adalah penting dalam mempersiapakan dosis obat
yang diresepkan. Rute pemberian adalah bagian dari perintah pengobatan
a. Vial dan Ampul
Vial biasanya berupa tempat obat kecil yang terbuat dari
kaca dengan tutup karet yang terekat erat. Beberapa vial terisi obat dalam
dosis multipel dan jika disimpan dengan baik dapat dipakai berkali kali.
Obat obat yang mudah rusak dalam bentuk cair dikemas
dalam bentuk bubuk dama vial maupun ampul untuk penyimpanan. Sekali obat
berbentuk kering ini direkrontruksi (biasanya dengan air steril, air
bakteriostatik, atau air salim), obat segera dipakai atau haurs dimasukan
kedalam lemari es, periksa keterangan obat yang dilampirkan untuk mengetahui
lama penyimpanan obat tersebut atau instruksi lainnya. Orang yang
merenkontruksi obat harus menuliskan label kapan obat tersebut harus dibuang
dan juga mencantukkan inisial namanya. Biasanya sebuah vial harus dipakai dalam
jangka waktu 96 jam sampai satu minggu.
Label
label obat pada vial atau ampul memberikan keterangan sebagai berikut:
1) Nama generik dan nama dagang obat
2) Dosis obat dalam berat ( miligram, gram,miliekuivalen)
3) Jumlahnya (mililiter)
4) Tanggal kadaluarsa
5) Petunjuk pemberian
6) Instruksi pencampuran,jika obat berada dalam bentuk bubuk
b.
Spuit
Spuit
terdiri dari silinder (barel, kerangka luar), penghisap (plunger,bagian dalam),
dan ujung (tip) dimana jarum bertemu dengan spuit. Spuit tersedia dalam
berbagai tipe dan ukuran, yang paling sering adalah yang berukuran 3 mL dan 5
mL, tuberkulin, insuin dan spuit logam dan plastik untuk catrige yang telah
diisi. Spuit kaca dapat dipakai dalam kamar operasi dan pada baki instrumen
kusus. Obat obat suntik harus dikemas dalam bentuk catrige yang telah diisi
untuk spuit dengan merek Tubex, carpuject. Ujung spuit dan bagian dalam dari
penghisap harus tetap dalam keadaan steril.
Spuit
3 mL dikalibrasi dalam sepersepuluh ( 0,1 mL) dan minim. Jumlah cairan dalam
spuit ditentukan oleh pangkal karet hitam dari penghisap (bagian dalam dari
penghidap). Yang paling dekat dengan ujung. Ingat bahwa mL dan cc dapat dipakai
bergantian.
Spuit
5 mL dikalibrasi dalam petanda 0,2 mL. Spuit 5 mL biasanya dipakai jika cairan
diperlukan lebih dari 2,5 mL. Seringkali dipakai untuk merekontitusi obat
berbentuk kering dengan air bakteriostatik steril atau salin.
Spuit
tuberkulin adalah tabung 1 mL yang ramping dengan petnada dalam
sepersepuluh(0,1) dan seperseratus (0,01) tabung ini juga ditandai dengan minim
tabung ini dipakai juka jumlah cairan yang akan dibrikan kurang dari 1 mL dan
untuk anak anak seta dosis heparing.
Spuit
insulin mempunyai kapasitas 1 ml tetapi insulin diukur dalam unit dan dosis
insulin tidak boleh dihtung dalam mililiter. Spuit insulin dikalibrasi dengan
petanda 2-U, dan 100 U, setara dengan 1 mL.
c.
Catridge
dan spuit yang telah diisi obat
Banyak
obat obat suntik yang dikemas dalam catridge yang telah diisi dan sekali pakai.
Catridge sekali pakai ini ditempatkan dalam injektor tubex atau pemegang dari
logam atau plastik yang dapat dipakai ulang. Biasanaya catridge yang telah
diisi mempunyai kelebihan 0,1 – 0,2 mL larutan obat. Berdasarkan jumlah obat
yang diberikan, kelebihan larutan harus dibuang sebelum pemberian.
d.
Jarum
Ukuran
jarum terdiri dari dua komponen, ukuran logam ( gauge = diameter lumen) dan
panjang. Semakin besar ukuran lubang, semakin kecil diameter lumen, dan semakin
kecil ukuran lubang, semakin besar diameter lumen. Nomor ukuran lubang jarum
yang sering dipakai adalah antara 18 sampi 26. Panjang jaurm berpariasi dari
3/8 – 2 inci. Tabel memberikan daftar ukuran lubang dan panjang jarum dalam pemakaian
ijeksi subkutan dan interamuskular.
TIPE INJEKSI
|
UKURAN LUBANG JARUM
|
|
Intradermal
Subkutan
intramuskular
|
25,26
23,25,26
19,20,21,22
|
3/8, ½ , 5/8
3/8, ½, 5/8
1,1 ½ , 2
|
Ketika memilih panjang jarum untuk injeksi intramuskular,
ukuran klien dan banyaknya jaringan lemak harus dipertimbangkan. Seorang klien
dengan jaringan lemak (subkutan) yang sedikit munkin memerlukan jarum 1 inci.
Bagi klien yang obc panjang jarum untuk injeksi intramuskular berkisar antara
1,5 – 2 inci.
Spuit insulin dan cartidge yang telah diisi mempunyai
jarum yang dipasang permanent, sedangkan pada spuit lain, jarum dapat diganti
dengan jarum yang diinginkan. Ukuran lubang dan panjang jarum tertera pada
kemasan spuit atau pada bagian atas spuit. Keterangan tertulis sebagai ukuran
lubang/panjang, contohnya 20 g/1 ½ .
e.
Sudut
injeksi
2.
Interpretasi
label obat injeksi
Obat obat unuk
injeksi disimpan dalam bentuk cair atau bubuk didalam vial dan ampul. Jika obat
berada dalam bentuk cair, maka dosis obat dan ekuivalensinya dalam mililiter
dicetak pada label obat. Tetapi, obat obat dalam bentuk bubuk harus
direkontetusi ( bentuk cair untuk pemakaian).
Biasanya instruksi untuk rekontitusi diberikan pada label obat dan
keterangan obat.
CONTOH:
Staphcilin
adalah nama dagang, metisilin adalah nama generik. Obat ini dipakai dalam
pemberian IM dan IV. Instruksi pada label obat tetera demikian : “ untuk IM,
tambahkan 6,8 ml air steril atau natrium clorida (saline); 1 g = 2 ml. “ volume
pelarut (larutan) dan obat bubuk setara dengan 12 ml.
3. Injeksi
intradermal
injeksi intradermal biasa nya dipakai
untuk uji kulit dalam mendiagnosis sebab alergi atau untuk menentukan adanya
mikroorganisme.pilihan spuit untuk uji intradermal adalah spuit tuberkulin
dengan lubang jarum berukuran 25
4. Injeksi
subkutan
Obat-obat
yang di injeksi kedalam jaringan subkutan (lemak) diabsorpsi perlahan-lahan
karena jaringan lemak mempunyai lebih sedikit pembuluh darah.jumlah larutan
obat yang diberikan subkutan umum nya sebanyak 0,5-1 mL dengan sudut 45,60,
ataw 90.larutan obat yang dapat mengiritasi jaringan lemak diberikan
intramuskular karena dapat menyebabkan pengelupasan jaringan subkutan.
Penghitungan injeksi subkutan:
Untuk
menghitung dosis injeksi subkutan di pakai rumus dasar D/h x V atau metode
rasio dan proporsi.Heparin adalah obat yang sering diberikan subkutan.heparin
dapat diberikan dengan sudut 60-90 tergantung dari banyaknya jaringan
lemak.kulit diangkat ,dan larutan heparin di injeksikan kedalam jaringan
subkutan.Jangan lakukan aspirasi dan jangan menggosok tempat suntikan, karena
gosokan dapat mengakibatkan kerusakan pembuluh-pembuluh darah haalus dan
perdarahan.
CONTOH
Perintah: heparin 2500
U, SK
Tersedia:heparin 10.000
u/mL dalam vial dengan dosis multipel (10mL)
Rumus dasar: D/H x V =
2500 U/10000 U x 1 mL=25/100=0,25 mL
Metode rasio dan
proporsi
H
: V :: D : x
10,000x=2500
X=25/100 = 0,25 mL
Jawab
heparin 2500 U = 0,25 mL.
Contoh:
Perintah:heparin 4000
U, SK
Tersedia:
Gambar.
Jawab
:
a. D/H
x V = 4000/10.000 x 1 = 4/10 = 0,4 mL
b. H
: V :: D : x
10.000x =
4000
X =4000/10.000 = 0,4 mL
5. Injeksi
insulin
Pemberian obat-obatan membutuhkan
perhatian yang inci dan demikian pula halnya dengan insulin.insulin diminta
dalam unit.contoh nya,jika dosis insulin yang diresepkan adalah 50 U,maka ambil
50U dari seebuah botol insulin 100 U dengan menggunakan spuit insulin yang
dikalibrasi 100-U.insulin diberikan subkutan dengan sudut 450,60o,900 drajat kedalam jaringan subkutan.
Contoh
soal:
Perintah:insulin
lente 30 U , SK
Tersedia:insulin
lente 100 U/mL dan spuit insulin 100 U/mL
(jwb
nya blom 109)
6. Injeksi
intramuskular
Obat mempunyai lebih banyak pembuluh
darah daripada jaringan lemak,sehingga obat-obatan yang diberikan dengan
injeksi intramuskular (IM) akan
lebih cepat diabsorpsi daripada injeksi subkutan.volume larutan untuk injeksi
IM adalah 0,5-3,0 mL dengan rata-rata
1-2 mL.volume larutan obat yang lebih dari pada 3 mL menyebabkan perpindahan
jaringan otot yang berlebih banyak dan kemungkinan terjadikerusakan
jaringan.kadang-kadang 5 mL dari obat tertentu,seperti magnesium sulfat,dapat
disuntikkan ke dalam otot yang besar,seperti dorsogluteal.dosis yang lebih
besar dari pada 3 mL biasa nya dibagi dan diberikan pada dua tempat yang
berbeda.
Ukuran lubang jarum untuk injeksi
intramuskular cairan yang kental adalah 19 dan 20,dan untuk jaringan yang encer
adalah 20 dan 21.injeksi intramuskular diberikan dengan sudut 90
derajat.panjang jarum tergantung dari banyaknya jaringan adiposa (lemak)
dan jaringan otot;rata-rata dari panjang jarum adalah 1,5 inci.
a. Larutan
obat untuk injeksi
larutan obat yang telah di campur
sebelumnya oleh perusahan farmasi disimpan dalam vial dan ampul untuk siap di
pakai.Label obat pada tempat obat memberikan keterangan mengenai dosis obat
berdasarkan beratnya dan ekuivalensianya
dalam milliliter.
Contoh:
Perintah :gentamisin
(Garamycin) 50mg ,IM
Tersedia:gentamisin 80
mg/2Ml dalam sebuah vial.
1) D/H X V =50/80X 2 100/80=1,25mL
H
: V :: D : X
2) 80mg : 2ml ::
50mg : X
80X =100
X=100/80=1,25mL
b. Rekonstitusi
Obat Bubuk
Obat-obat tertentu akan hilang
potensinya jika berada dalam bentuk cair ,oleh karena itu pabrik obat mengkemas
obat-obat tersebut dalam bentuk bubuk .Obat-obat ini direkonstitusi dengan
mengunakan pelarut (air bakteriostatik atau salin)sebelum di berikan.Label obat
atau keterangan instruksional (pamflet
yang menyertai nya )sering kali
memberkan tipe dan jumlah pelarut yang di gunakan.jika tipe dan jenis
pelarut tidak tertera pada label atau pada keterangan instruksional ,hubungi
ahli farmasi.
Biasanya pabrik obat menentukan jumlah pelarut untuk
mencampur bubuk obat untuk mencapai 1-2 ml/dosis .Obat bubuk membutuhkan tempat
;oleh sebab itu volume larutan obat akan bertambah . Sekali obat bubuk telah
direkonstiusi, larutan obat yang tidak digunakan harus diberi tanggal ,dan
tuliskan inisial pada label obat .Larutan obat yang tidak digunakan dalam vial
disimpan dalam lemari es dan dapat dipakai dalam waktu 48 jam sampai 1 minggu
tergantung dari rekomendasi pabrik obat .Larutan obat yang tidak dipakai dalam
ampul harus dibuang.
Contoh :
Selesaikan masalah ini
dengan menggunakan keterangan pada label obat.
Perintah :penisilin
akueus 250.000 U,IM,q4h.
Tersedia :
penisilin akueus 5.000.000 U (5 juta
unit)
Obat dalam bentuk bubuk didalam vial.Label
obat menyatakan :
Pelarut yang
ditambahkan
(mL) UNIT /mL
18
250.000
8
500.000
3 1.000.000
Tambahan 18 ml pelarut
. Bubuk obat setara dengan 2 ml.Setiap 250.000 U setara dengan 1 ml .Dalam
menyelesaikan masalah ini,tambahkan 18ml dan 2ml (bubuk obat)=20ml.
c. Pencampuran
obat-obat injeksi
Obat-obat yang dicampur dalam spuit yang
sama harus kompatibel untuk mencegah pengendapan.untuk menentukan
kompatibilitas obat,periksa buku referensi obat atau dengan ahli farmasi.jika
ragu-ragu mengenai kompatibilitas,jangan campur obat-obat tersebut.
Tiga metode yang dipakai dalam percampuran obat adalah :
1)
Pencampuran dua macam obat dalam spuit
yang sama dari dua vial
2)
Pencampuran dua obat macam dalam spuit
yang sama dari satu vial dan satu ampul,dan
3)
Pencampuran dua macam obat dalam
cartridge yang telah diisi dari sebuah vial.
Metode
1:pencampuran dua macam obat dalam spuit yang sama dari dua vial
1. Ambil
udara ke dalam spuit sejumlah larutan yang akan diambil dari vial yang
pertama,dan suntikan udara ke dalam udara kedalam vial yang pertama.jangan
biarkan jarum mengalami kontak dengan larutan.keluarkan jarum.
2. Ambil
udara kedalam spuit sejumlah larutan yang akan diambil dari vial yang
kedua.tunggingkan (balikkan ) vial kedua dan suntikan udara.ambil jumlah
larutan yang diinginkan dari vial yang kedua.
3. Ganti
jarum,kecuali jika anda akan menghabiskan seluruh isi dari vial yang pertama.
4. Balikkan
vial yang pertama,dan ambil larutan dalam jumlah yang diingikan.
Metode 2: pencampuran
dua macam obat dalam spuit yang sama dari satu vial dan satu ampul.
1) Suntikan
udara kedalam vial
2) Ambil
larutan dalam jumlah yang diinginkan dari dalam vial
3) Ambil
larutan dalam jumlah yang diinginkan dari dalam ampul.
Metode 3 :pencampuran
dua macam obat dalam sebuah cartridge yang telah diisi dari sebuah vial
1)
Periksa dosis obat dn jumlah lautan
dalam cartridge yang telah diisi.jika dosis yang diinginkan telah lebih sedikit
, buang kelebihan lautan.
2)
Masuakn udara kedalam cartridge sesuai
dengan jumlah larutan yang akan diambil dari larutan yang akan diambil dari
vial.balikkan vial dan suntikan udara.
3)
Ambil larutan dalam jumlah yang
diinginkan dari vial.pastiakn bahwa jarum tetap erada dalam cairan dan jangan
ambil larutan lebih dari yang diperlukan.
7. Penghitungan
injeksi untuk anak-anak
Ketiga metode yang dipakai dalam perhitungan
dosis oral untuk anak-anak juga dipakai dalam perhitungan dosis obat
injeksi.Metode-metodenya adalah penghitugan berdasarkan berat badan,luas
permukaan tubuh dan dosis dewasa.
CONTOH SOAL:
Perintah:prometazin
(phenergan) 20 mg,IM,setiap 6 jam.
Berat badan :45 kg
Tersedia:phenergan 25
mg/mL
Apakah dosis berada
dalam parameter keamanan?
Jawab:parameter
phenergan: 0,25/kg/dosis x 45 kg = 11,25 mg/dosis
0,50/kg/dosis x 45 kg =22,5 mg/dosis
CONTOH
: Pencampuran Obat-Obat Dalam Spuit Yang Sama
Perintah:meperidin
(Demel) 25 mg dan atropin sulfat 0,4 IM.
Tersedia
:meperidin dalam cartridge Tubeg berlabel 50mg/mL.
Atropin
sulfat dalam vial multidosis berlabel 0,4 mg/ml.
Berapa
mililiter dari setiap obat akan anda berikan dan bagaimana mencampur nya?
a. Dosis meperidin
a. D/H X V =25/50 X
1 =25/50=0,5ml
b. H : V :: D : X
50X= 25
X=1/2=0.5ml
b. Dosis
atropin
Label menunjukkan 0,4mg=1ml
Jawab:Berikan meperidin 0,5ml dan
atropin 1 ml.
PROSEDUR.
Campur ke dua obat dalam cartridge dengan satu obat dari sebuah vial dan obat
yang lain dalam cartridge yang telah diisi.
1) Periksa
dosis dan volume obat dalam cerita cartridge yang telah diisi.
2) Buang
0,5 ml dan setiap kelebihan larutan obat (meperidin)dari cartridge (0,5 ml
tetap berada didalam cartridge ).
3) Ambil
1ml udara kedalam cartridge,dan suntikan udara ke dalam vial yang berisi
atropin.
4) Ambil
1ml atropin dari vial ke dalam larutan meperidin di dalam cartridge.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dua
metode umum untuk penghitungan dosis obat adalah rumus dasar dan rasio dan
proporsi.metode-metode ini akan di pakai dalam penghitungan dosis obat oral dan
yang disuntikan.
Secara garis besar rumus untuk menghitung
dosis obat adalah:
D:dosis obat yang
diperintahka dokter
H:dosis
obat pada label tempat obat
V:bentuk
obat yang tersedia(tablet, kapsul, cair)
A:
hasil perhitungan yang diberikan kepada pasien.
B. Saran
Jika pembaca ingin mengetahui
lebih lanjut tentang penghitungan dosis
oabt,
pembaca disarankan untuk membuka halaman daftar pustaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar